pkspanmas.com | Israel mengharapkan pemerintah Perdana Menteri Turki yang terpilih kembali Recep Tayyip Erdogan mau memblokir rombongan kapal aktivis kemanusiaan yang akan menuju Gaza. Itulah harapan pejabat Israel yang disampaikan di Telaviv, Senin (13/6/2011). "Kami tidak menginginkan dorongan semangat dari pemerintah Turki untuk rombongan kapal provokatif," kata deputi Menteri Luar Negeri Danny Ayalon kepada radio umum menyusul kemenangan kembali Erdogan dalam pemilu yang digelar Ahad (12/6/2011) di Turki.
"Kami berharap pemerintahan yang bertanggungjawab tidak akan bertindak melawan hukum internasional dan akan menghentikan warga negaranya memasuki zona berbahaya," tambah Danny.
Sekelompok aktivis pro Palestina yang dipimpin oleh sejumlah LSM kemanusiaan Turki telah menyatakan akan berlayar menuju Gaza pada Juni ini mengulangi misi yang mereka lakukan pada Mei 2010 lalu.
Rombongan kapal pada Mei 2010 lalu berakhir dengan pertumpahan darah ketika komando Israel menyerang kapal-kapal itu pada 31 Mei, ketika mereka mendekati Gaza. Sembilan warga Turki tewas dalam serangan itu. Akibatnya, Israel menerima kecam dari seluruh dunia dan memperburuk hubungan antara Israel dengan Turki.
Para aktivis yang terlibat dalam misi kapal terbaru ini mengatakan, mereka akan meneruskan misi meski keputusan Mesir untuk membuka kembali perlintasan batas Rafah, secara efektif memperlemah blokade Israel atas wilayah pantai tersebut.
Israel dengan keras mendesak Turki untuk memblokir keberangkatan rombongan kapal kemanusian kali ini dan memperingatkan bahwa pasukannya akan mengambil tindakan apapun untuk mencegah para aktivis tiba di Gaza.
"Pemilu ini merupakan saat untuk membuka lembaran baru. Ini tidak tergantung pada kami, tetapi bangsa Turki, dan kami berharap akan melihat dari mereka sebuah kebijakan yang lebih dipikirkan dan seimbang dan bertanggung jawab," kata Danny
"Kami tidak menganggap Turki negara musuh. Kami berharap bahwa bangsa Turki sepakat mengambil langkah signifikan sebelum hubungan dengan Israel memburuk lebih dari keadaan setahun atau dua tahun lalu, yang telah diakibatkannya," tambahnya.
Ahad lalu, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu meminta para aktivis untuk memikirkan kembali rombongan kapal itu dan menyarankan, bantuan dapat disalurkan tanpa memprovokasi Israel atau mengundang risiko keselamatan warga negaranya.
"Kelompok-kelompok sipil harus memperhitungkan kenyatakan bahwa penyeberangan Rafah (antara Gaza dan Mesir) telah dibuka dan... bertindak secara lebih hati-hati," katanya dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita Anatolia.
Namun, dia menegaskan pemerintah Turki "tidak dapat menerima" tuntutan agar kelompok-kelompok sipil independen itu meninggalkan misinya, yang direncanakan akhir Juni bersama 15 kapal dari berbagai negara, demikian AFP melaporkan. (sabili)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar bijak cermin diri bijak