pkspanmas.com | Tepat
pukul 11.30 siang 3 ummahat itu berjalan beriringan sambil menenteng
leaflet bergambar calon gubernur Banten. Mereka menelusuri jalan dengan
cuaca yang terik membakar siang. Seorang ummahat malah membawa anaknya
yang masih TK dan berbusana muslimah rapih seperti uminya.
Mereka
mengetuk pintu-pintu rumah yang dilewatinya. Meletakan leaflet didepan
pintu rumah warga yang disambanginya. Menempel stiker di tiang2 listrik
yang mereka temui. Memasuki gang gang kecil sampai semua rumah dapat
disapanya.
Langkahnya
lincah, semangatnya lebih panas dari terik matahari yang membuat leher
dahaga dan peluh bercucuran. Senyumnya selalu hadir saat berpapasan
dengan warga sekitar. Sopan santunnya ditunjukan saat menyapa dan
bersalam dengan warga yang bersimpati.
Mereka
hanya bertiga ditambah 1 orang anak kecil berbusana rapih juga. Mereka
memasuki “kandang” penguasa. Dimana nampak baliho-baliho besar penguasa
Banten dan Penguasa Tangerang menghiasi jalan yang mereka susuri. Tak
ada rasa cemas dari wajah mereka. Tak ada rasa takut yang nampak dari
wajah mereka. Yang tampak begitu jelas dari wajah mereka adalah IZZAH
seorang kader dakwah.
Apa
yang harus dicemaskan, sementara yang kami sampaikan adalah kebaikan,
insyaallah. Apa yang harus ditakutkan, sementara Allah selalu menyertai
kita. Itulah mungkin ungkapan yang terbaca oleh kami para ikhwan
yang mendampingi, meski para akhwat itu tak mengutarakan alasan kenapa
mereka nampak begitu gagah dan berani serta semangat yang tak pernah
padam menyebar leaflet, tapi cahaya keimanan mereka mengatakan pada
kami. “Tak perlu takut dan tak perlu cemas, jika kita yakin apa yang kita sampaikan adalah dakwah ilallah”
Akhirnya mereka menyerah??
Pada
satu titik, mereka akhirnya menghentikan langkahnya! Tak ada lagi
langkah-langkah perkasa yang sejak tadi mereka tunjukan seolah menantang
siang yang membakar. Tak ada lagi ketuk pintu yang sejak tadi mereka
lakukan setiap bertemu rumah yang dilewati. Ada apa?? Lelah sudah?? Ada
ancaman yang mengganggu?? Mereka menyerah?? Bukan!! Mereka bukan
menyerah!! Mereka berhenti pada sebuah surau berkubah berwarna hijau.
Mereka berhenti setelah panggilan adzan memanggil jiwa-jiwa yang ridho
pada Tuhannya. Mereka berhenti untuk memenuhi panggilan Tuhannya. Mereka
istirahat untuk menunaikan sholat dzuhur berjama’ah. Tarbiyah membentuk
mereka menjadi begitu luar biasa!!
Seusai
sholat dzuhur, terdengar obrolan hangat di salah satu rumah warga yang
bersebalahan dengan masjid tempat para akhwat itu istirahat. Rumah itu
adalah rumah Tokoh/Pembesar FORKABI yang sudah sangat jelas afiliasi
politiknya kemana dan kesiapa. Yang jelas afiliasi politiknya bukan ke
partai dakwah. Dan terlihat ummahat itu kini sedang berada di dalam
rumah itu. Sedang berbincang seru dengan tokoh itu. Menjelaskan siapa
mereka, dan menjelaskan maksud kedatangan mereka. Dan tentu menawarkan
“dagangan” mereka pada orang yang sudah sangat jelas tidak akan membeli
“dagangan” mereka.
Justru merekalah yang harus kita DS kan. Begitu
yang disampaikan oleh ummahat itu. Tanpa ada rasa takut dan cemas
sedikitpun. Jika tadi mereka memasuki wilayah sang penguasa. Kini mereka
benar-benar memasuki “kandang” penguasa!! Mereka lama dirumah itu.
Nampaknya terjadi obrolan yang lumayan seru dan menarik. Kenapa para
ummahat itu sampai berani sepertit itu?? Iman lah yang telah menggerakan
hati dan kaki mereka, dakwah yang telah menjadi ruh mereka. Tarbiyah
yang telah membentuk mereka. “kapan-kapan silaturrahim lagi ya bu kesini”. Begitu pesan pembesar Forkabi Pinang Tangerang selepas para ummahat itu berpamitan untuk melanjutkan tugas sebagai sales dakwah.
“Selamat berjuang, selamat bertugas ya ibu-ibu.”
Kembali tokoh itu memberi pesan saat para ummahat itu meninggalkan
teras rumahnya. Nampak terlihat dengan jelas, tokoh itu tersentuh dengan
model perjuangan para ibu-ibu PKS.
Siapa
yang tak tersentuh dengan perjuangan para ummahat itu?? Ditengah terik
matahari yang membakar, mereka berjalan kaki hanya sekedar menyampaikan
leaflet dan memperkenalkan kepada warga. “Ini loh calon gubernur dari
PKS”. Kader partai mana yang bisa seperti ini?? Yang ikhlas beramal
tanpa bayaran, bahkan malah mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri.
Mereka berjalan bukan sekedar 100-200 meter. Tapi 1-3 kilo meter.
Kader
partai mana, yang bisa mendatangi dan menyapa, saat “lawan” politiknya
sedang kumpul di markaznya, malah didatangi dan diberikan leaflet?? Ini
satu kisah lagi yang ditunjukan oleh para ummahat itu. Dengan senyum dan
sapaan yang sopan santun, ummahat itu dengan izzahnya sebagai kader
dakwah menyambangi sekelompok anak muda dan bapak-bapak yang sedang
berkumpul di sebuah markaz. Ummahat itu memberi leaflet. Dan para pemuda
dan bapak2 itu hanya menatap “bengong”. Begitulah tarbiyah telah
membentuk mereka!!
Satu
lagi fenomena yang terjadi saat DS kemarin. Seorang akhwat dengan PeDe
nya memasuki kantor salah satu partai berwarna merah. Mengetuk pintu dan
memberikan leaflet!!
Tersentuh
hati ini pada perjuanganmu ibu-ibu. Tak boleh ada ikhwan yang
meremahkan kualiats perjuangan para akhwat. Mereka begitu luar biasa.
Bahkan para ikhwan pun belum tentu bisa!!
Entah
mengapa, saat itu juga aku jadi teringat dengan saudara-saudaraku yang
pergi meinggalkan jama’ah karena sedikit kecewa. Padahal tarbiyah telah
membentuk mereka menjadi begitu indah dan perkasa! Tarbiyah telah
mencetak para kadernya menjadi kader penuh cinta pada Tuhannya.
Ya Allah istiqomahkan kami untuk tetap dijalan-Mu...matikan kami dalam keadaan cinta pada jalan dakwah ini...amin..[ar]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar bijak cermin diri bijak