Home » , » Peluang PKS Jadi Tiga Besar Terbuka

Peluang PKS Jadi Tiga Besar Terbuka

Written By Den Bagus 212 on Sabtu, 26 Juni 2010 | 08.29

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Indonesia Dr Yon Machmudi mengatakan, peluang Partai Keadilan Sejahtera mewujudkan keinginannya untuk duduk di posisi tiga besar pada Pemilu 2014 terbuka lebar.

"Peluang itu terbuka lebar dengan semangat keterbukaan PKS yang didengungkan saat ini. Ini ditandai dengan menguat dan meluasnya dukungan masyarakat terhadap partai ini di daerah-daerah baru," kata Yon Machmudi, di Jakarta, Jumat (25/6/2010).

Menurut dia, hasil Pemilu 2009 di Jawa Timur dan Jawa Tengah serta mayoritas daerah di luar Jawa adalah bukti melebarnya dukungan publik terhadap partai berlambang bulan sabit kembar tersebut.

Namun, di sisi lain, kata dia, penurunan suara maupun perolehan kursi di daerah basis PKS seperti di DKI Jakarta dan Jawa Barat pada Pemilu 2009 juga harus dipikirkan untuk direbut kembali pada Pemilu 2014.

"PKS harus mampu merebut kembali daerah-daerah basis dengan cara mempertegas kembali citra partai itu. Apalagi publik sudah terlanjur ’kesengsem’ dengan slogan partai ini, yakni ’bersih, peduli dan profesional’," ujar Yob Machmudi yang meraih gelar PhD dari the Australian National University itu.

Menurut dia, peran pejabat eksekutif dan para wakil rakyat di pusat dan di daerah-daerah yang menjadi pusat informasi dan dikenal dengan para pemilihnya yang rasional akan menjadi ujung tombak partai.

"Mereka inilah yang akan lebih banyak menjadi sorotan publik untuk menarik kembali simpati warga DKI Jakarta dan Jawa Barat. Artinya, slogan-slogan itu harus benar-benar membudaya," kata pengajar di Fakultas Ilmu Budaya UI itu.

Ia menambahkan, apabila PKS tampil dengan ideologi moderat dan dipertegas dengan citra yang benar-benar bersih, peduli dan amanah, tentu bisa dibayangkan PKS akan tampil optimal dalam pemilu 2014.

"Boleh jadi, partai seperti PDIP dan Golkar akan terancam posisinya," katanya.

Yon Machmudi juga mengingatkan, PKS sering kali dianggap menjadi ancaman terhadap eksistensi ideologi negara dan kepentingan asing di Indonesia, sehingga berbagai isu berkembang antara lain menganggap PKS berideologi dan berorientasi Islam fundamentalis, termasuk juga kecurigaan adanya agenda tersembunyi (hidden agenda).

Namun, katanya, PKS sekarang nampaknya sadar akan posisi yang tidak menguntungkan secara politik sehingga terus berupaya membuka komunikasi.

"Langkah membuka komunikasi politik yang lebih luas dan menjangkau segmen-segmen baru inilah yang kemudian dipahami sebagai metamorfasa PKS menjadi partai terbuka," katanya.

Sebenarnya, katanya, yang terjadi adalah PKS tetap sebagai partai kader berbasis Islam tetapi kemudian memperluas dan membuka komunikasi politiknya dengan segmen masyarakat yang lebih luas, termasuk bagi kalangan nonmuslim.

"Saya kira ini sebagai langka maju dan tepat, mengingat PKS tidak lagi hanya milik kader-kadernya saja tetapi sekarang telah menjadi milik bangsa Indonesia yang majemuk dan plural," katanya.


Perluasan basis

Yon berpendapat, pada Pemilu 2009 sebenarnya PKS sedang mengalami sesuatu yang disebut stronghold deficit atau kemerosotan daerah basis dan non-basis expantion atau perluasan basis baru.

Di daerah basis kuat PKS, yaitu DKI Jakarta dan luar negeri serta Jawa Barat pada Pemilu 2004, PKS menjadi pemenang pemilu namun pada Pemilu 2009 turun masing-masing satu kursi DPR.

Tetapi, katanya, penambahan suara secara berarti justru terjadi di daerah yang sebelumnya merupakan daerah sulit ditembus dan daerah-daerah lain di luar Jawa.

Di Jawa Timur pada Pemilu 2004, PKS hanya mampu mengantarkan dua kadernya ke DPR Pusat tetapi pada Pemilu 2009 sukses mengirimkan enam kadernya ke Senayan.

Begitu pula di Jawa Tengah. Di basis kaum abangan itu PKS menunjukkan prestasinya dengan perolehan sebanyak tujuh kursi pada 2009, padahal pada Pemilu 2004, PKS hanya mampu mendapatkan tiga kursi.

Dengan demikian, katanya, baik Jawa Timur maupun Jawa Tengah berhasil menaikkan suara PKS masing-masing sebesar 260.053 dan 301.555 suara.

Penguatan di daerah non-basis dan penurunan di daerah basis partai, katanya, merupakan tren yang harus diwaspadai.

"Ada semacam tantangan dan juga harapan besar. Karena bagaimana pun penggerogotan suara di benteng pertahanan ini akan menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan apabila tidak segera diantisipasi," katanya.
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar bijak cermin diri bijak

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PKS PANMAS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger